Sabtu, 01 Juni 2013

Macam-macam Cinta


Assalamua’alaikum.wr.wb.
Segala puji bagi Allah yang memiliki kekuasaan dan kerajaan. Semoga shalawat dan salam terlimpah atas Rasul Muhammad dan keluarganya serta para sahabatnya yang berbakti lagi mulia. Amma ba’du.
Sobat muda! Aduuuh,,,Kak Law bingung ini harus mulai dari mana ya kalimatnya,,,wajar Kak Law kurang pengalaman dalam hal tulis-menulis, kak law kan baru turun gunung and baru naik daun. Hee
Macam-macam cinta itu sebenarnya banyak, namun Kak Law membatasi dan cuman menjelaskan secara garis besar saja. Kak Law hanya bisa menjelaskan  4 macam cinta yaitu : cinta sejati, cinta syahwat, cinta Tabi’at dan cinta maslahat.
 
1.   Cinta Sejati
Yaitu cinta kepada Allah semata, tidak ada cinta yang paling mulia kecuali hanya pada-Nya, tapi cinta ini hanya orang yang bener-bener bersungguh-sungguh bisa menjalaninya, karena diperlukan tekad yang kuat, keinginan yang bulat serta diri yang senantiasa jauh dari maksiat.

2.   Cinta Syahwat
Yaitu cinta seorang laki-laki pada perempuan atau perempuan pada laki-laki atas dasar keinginaan yang dalam serta tekad yang kuat untuk menjalani hubungan, cinta ini juga sering disebut cinta fitrah, cinta sudah dari sononya! Bingung khan! Mana aja boleh dech!. Hee
Contohnya : Ketika Nabi Yusuf dipungut oleh seorang raja, yang dimana raja ini beristrikan permaisuri, yang kecantikannya tak perlu dilabeli.“barang dagangan donk Kak Law ” hee… Yups benar dialah siti Zulaikha, yang kecantikan dan keindahann parasnya tak bisa digambarkan dengan kata-kata, keelokan wajahnya pun tak kalah jua, bahkan semut yang semula rapi berjalan, terhambur seketika! Mereka bersaing menjadi terdepan untuk melihat wajahnya yang cantik rupawan lagi menawan. “lebay bin lebok Kak Law ni”. Hee
Sobat Muda!.
Bener-bener menguji iman memang, bagaimana siti Zulaikha mengajak Nabi Yusuf untuk bermadu kasih, coba kita bayangkan! Siapa sich yang tidak akan tergoyahkan keimanannya kalau diajak sama wanita yang cantik lagi brilian, punya tahta dan kekuasaan. Tapi Nabi Yusuf mampu mengendalikanya, dengan lantang ia berkata, “ Aku takut pada Allah”. Singkat cerita akhirnya Nabi Yusuf tak tergoyahkan dan iapun mampu melarikan diri dari jebakan itu.
Kesimpulan: seandainya pada waktu itu, Nabi Yusuf menjadikan cinta syahwat diatas cinta sejati, maka kita pasti tahu apa yang akan terjadi, ”jwb sndiri dah”.heee,,,sungguh kita tdk akan pernah menemukan satu ayatpun dlm Al-Qur’an yang akan mengisahkan Nabi Yusuf. Karena seorang Nabi dan Rasul dikisahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an karena mereka pernah mengukir sejarah dengan tinta emas, itulah mengapa Nabi Yusuf dikisahkan dalam Al-Qur’an. 

3.   Cinta Tabi’at
Cinta ini sering juga disebut cinta nafs (keturunan/keluarga) yaitu cinta orang tua kepada anaknya atau sebaliknya.

Contonya : Nabi Ibrahim as telah memberikan contoh dan teladan yang baik dalam ketaatan kepada Allah, dia melaksanakan perintah Allah dengan ikhlas, sepenuh hati dikerjakan, hanya mengharap ridha Allah.
Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya :
Artinya : Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.(102). tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).(103). dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim,(104). Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.(105). Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.(106). dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.(107).(QS: As Shaaffat /37 : 102 – 107)
Sobat Muda!.
Dari ayat di atas, kita mendapatkan penjelasan bahwa Nabi Ibrahim as melaksanakan perintah Allah dengan baik, walaupun harus meyembelih anaknya sendiri.
Memang dalam kondisi semacam itu akan berat menerimanya, pilihan yang sulit memang, betapa tidak, sudah lama mengidam-idamkan anak, menunggu bertahun-tahun, bahkan berpuluh tahun, ketika sudah di dapat apa yang diharap, diperoleh apa yang diinginkan, seorang anak yang baik rupanya, sempurna akhlaknya, Ismail namanya, lantas ada perintah untuk menyembelih anak yang telah menjadi buah hati, penyejuk mata, sungguh berat ujian tersebut.
Tetapi, Nabi Ibrahim as dapat melalui ujian yang berat tersebut, karena dia tahu tentang skala prioritas dalam hidup ini, yaitu mengabdi kepada Allah, mendahulukan perintah Allah dari yang lainnya. Andai saja pada saat itu Nabi Ibrahim as lebih mengutamakan cinta tabi’at (keturunan) dari pada cinta kepada Allah, maka sungguh Nabi Ibrahim tidak akan pernah rela serta ridho akan menyemblih anaknya dan mungkin bisa saja kita tidak akan pernah mendengar kisahnya dalam Al-Qur’an sampai saat ini. Tapi dengan kesempurnaan cinta yang dimiliki, Nabi Ibrahim ikhlas mengerjakannya dan iapun dikisahkan dalam Al-Qur’an.

4.   Cinta Maslahat
Cinta jenis ini juga sering disebut cinta profesi, cinta mendadak! ada maunya, Sok kenal sok dekat dech pokoknya(SKSD). Sobat, lihat ketika senyum seorang pramugari kepada penumpang pesawat, mereka sengaja melempar senyuman. Tujuannya agar penumpang itu ketagihan dengan senyumnya hingga ia tak sadar ingin terus naik pesawat itu bila bepergian di lain hari, atau seorang penjaga toko pakaian, g’usah jauh-jauh kita ambil contoh, coba lihat! Mereka yg berjualan tak lepas dari kendali seorang wanita berparas body pakistan, aurat kelihatan, sok nampang deh seperti ikan hias yang sesak nafas. Inilah promosi modern! menjadikan wanita cantik sebagai promosi produknya, hingga tak jarang para wanita demi uang rela mmpertaruhkan kehormatannya!. "Wal'iyyadzubillah, semoga Allah melindungi kita semua”.



 Contohnya : Tak asing lagi bagi kita, sosok Pemimpin yang mulia, yang akhlaknya adalah Al-Qur’an siapa lagi kalau bukan Nabi dan Rasul yang mulia Nabi Muhammad Sallahu’alahi wasallam. Ya Nabi yang terkenal dengan kearifan dan budi pekerti yang luhur, Nabi yang selalu menjadi teladan bagi setiap manusia.
Suatu ketika, Nabi sedang berjualan sarung, dimana sarungnya robek dikit..singkat cerita datanglah pembeli. “Saya mau beli ni wahai Muhammad”,,dengan jujur sambil senyum Rasul pun mengatakan,”ini sedikit punya cela”, pembeli itupun kaget, bagaimana tidak , ia baru pertama kali ini menemukan orang yang jujur berjualan seperti itu, “eeeh mau laku malah jujur barangnya rusak” kata pembeli sambil merasa kagum pada Rasulullah.
Tapi apa yang terjadi, akhirnya si pembeli itupun tak melihat celanya, yang dilihat betapa jujurnya Rasulullah berdagang, kemudian iapun membeli semua barang dagangan Rasulullah. Andai saja  pada waktu ini Rasulullah tidak mengedepankan cinta sejati ketimbang cinta maslahat, maka dengan gampangnya Rasul akan menipu pembeli itu, Rasul mampu menjadikan  cinta sejati diatas cinta segalanya,,klo tidak maka apa yang terjadi? Maka Rasulpun tidak akan segan berbohong kepada pembeli itu. sungguh Allah menceritakan kisahnya (Muhammad) dalam Al-Qur;an karena tdk terlepas dari kpribadiannya, ia jujur, santun, lemah lembut dan dengan itu pula Allah mengisahkannya dalam Al-Qur’an untuk menjadi suri tauladan bagi seluruh manusia.
Penulis : Halawi Hayari iben Ahmad Akhyar*
   
*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mataram NTB.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar