Jangan tanya lagi tentang itu, karena
hati ini sudah mulai memahami, ya memahami arti dari sebuah jawaban. Bukankah
setiap satu persoalan namun jawabannya bagaikan menepuk tangan sebelah. Memang
sulit untuk meramalkan sesuatu yang ada dihati jika hati ini menyimpan rapi
tentang rasa dan kisah, yaps kisah yang mendamba rasa, rasa cinta yang
tersembunyi rapi dalam diamku.
Apakah salah yang telah dirasakan ini
dan salah juga kekaguman yang datang ini, sedangkan aku punya naluri yang
merasakan getaran jiwamu, adakah rasa ini juga dari rasa cintamu, degupan
jantungku ini berdegup kencang saat aku mengingatmu. mataku ini sering
melihat keindahan darimu.
Biarkan aku mengagumimu pada pesona
perubahanmu, saat mula aku mengenalmu, biarkan aku menyimpan sejuta harapan
mengenangmu, biarkan aku mencoba dan tak peduli apa kau mengetahui atau
sebaliknya, maka biarlah aku terus merasakan getaran kekaguman di dalam hati
ini demi karena perubahan ini.
Percayalah tidak kan pernah Aku
menyia-nyiakan perubahan indah darimu itu karena aku juga tak mau
memungkiri janji pada hati ini. Ya berjanji untuk tidak mengisinya saat ini.
Dan izinkanlah aku mencuri khayalan denganmu agar kau tahu, cintamu akan selalu
dihatiku dan aku akan selalu mengagumimu sekalipun kita tak mungkin bersama,
tapi kau akan selalu dihatiku. Tidak pernah ku sesali sekalipun aku akan
melepaskan rasa kagum itu diakhir pertemuan kita nanti. Tanpa dirimu aku
bagaikan manusia yang sepi tanpa cinta. kerana keindahan dirimu itu telah
memecah kesepian hati. Selagi Aku masih boleh bertahan, selagi aku masih
bernafas, Aku akan terus mengagumimu. Yups mengagumimu dalam cinta yang
bertabur keindahan. Maka sekali lagi izinkanlah aku mengatakan ”Aku mencintaimu
dalam diam."
Penulis: Halawi Hayari iben Ahmad
Akhyar*
*Penulis adalah Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Mataram NTB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar