Terima
kasih atas hadiahnya..itulah seuntai kata yang mampu ku ucapkan dalam lubuk
hatiku. Ya hanya itu saja yang dapat aku balas dan berikan atas pemberian
hadiah terindahmu padaku. Sungguh hadiah yang begitu indah, menggugah jiwa,
menyejukkan hati, meliris senyum bibir ku yang terus melebar menatap kehidupan
ini. Tak dapat di pungkiri memang, entah apa gerangan tiba-tiba saja engkau
memberi, ya memberi hadiah yang sangat berarti. Tak dapat ditandingi
kehadirannya, hanya saja aku akan tetap menjaganya, ya menjaga hadiah terindah itu sekuat dan semampu-ku.
Sekali
lagi aku ucapkan, terima kasih atas hadiahnya, ya itulah hadiah kesendirian
yang telah terabaikan keluar dari mulut kesengajaanmu, hadiah kesendirian yang
telah terexpose dalam kesadaranmu. Indah memang! Sungguh akan kujaga, kurawat
serta ku pertahankan hingga hadiah itu tidak akan hancur ditindas orang dan
pastinya hilang dihempas waktu keabadian.
Perlu
engkau ketahui! Sungguh hadiah itu masih ku jaga dengan baik, memang banyak
yang ingin mengambilnya, bukan itu saja mereka juga ingin merubah hadiah itu,
ya merubah hadiah kesendirian itu menjadi hadiah yang bertabur kenangan baru,
tapi aku tak kuasa melakukannya.
Salah
memang jika engkau berfikir hadiahmu telah berubah, aku masih bertahan dengan
hadiahmu. Ya bertahan dengan hadiah kesendirian, aku nyaman, tenang, dan
bahagia pastinya atas hadiah kesendirian ini. Aku lebih terjaga, tak ada yang
mengusik ketenanganku, menjadikan ku lebih dewasa dalam menerima keadaan suka
maupun duka. Bahkan bintang-bintang dan bulanpun ikut menghiasi malam
keheningan dan kesepianku, bukan itu saja burung-burung pun ikut berkicau
memberi semangat motivasi atas keindahan akan munculnya pagi hari yang akan membahagiakan.
Karena dibalik hadiahmu itu sungguh Aku merasa bahagia dengannya. Sekali lagi
itulah hadiah terindah dalam hembusan nafas yang telah bebas tenang keluar tanpa
keluhan dalam kehidupan.
Maka
jika sudah tiba saatnya, ya tiba pada saat waktu yang tepat, di saat semua sudah
mulai siap, dikala hati sudah mulai semangat maka akan ku raih masa yang
nikmat, ya itulah masa saat semua akan menjadi buncahan rasa bahagiaku yang
akan menambah rasa bahagia atas hadiah mu. ku ingin hadiahmu ada yang
melengkapi, tapi bukan bermaksud menodai palagi membuat hilang tak berarti.
Bukan, bukan itu. Aku hanya ingin melengkapinya. Agar hadiah kesendirian itu
mulai bertabur kenangan baru. Sehingga akan mampu menjadi kenangan yang abadi.
Mudah-mudahan,
hadiah kesendirian ini mampu terus kujaga sampai tiba saatnya kan ku lengkapi
ia. Aku akan terus berusaha mempertahankannya, pastinya dengan penuh kesadaran
bukan dengan kepura-puraaan. Moga saja!
Aamiin…